Opick hidayat, prodi
ekonomi akuntansi 2011 A
KAS
PENGERTIAN KAS
Setiap perusahaan memerlukan kas
dalam menjalankan aktivitas usahanya baik sebagai alat tukar dalam memperoleh
barang atau jasa maupun sebagai investasi dalam perusahaan tersebut. Untuk
lebih jelasnya mengenai pengertian kas, Standar Akuntansi Keuangan (2002 : 85)
memberikan pengertian sebagai berikut : “Kas adalah alat pembayaran yang siap
dan bebas digunaka untuk membiayai kegiatan umum perusahaan”. Yang dimaksud
dengan bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara
bebas untuk kegiatan umum perusahaan. Sedangkan menurut Zaki Baridwan (2003
:85) “ kas merupakan suatu alat pertukaran dan digunakan sebagai suatu ukuran
dalam akuntansi”. Dalam neraca kas merupakan aktiva yang paling serimg berubah.
Hampir dalam setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Dari
defenisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kas merupakan alat pertukaran
dan alat pembayaran yang diterima untuk pelunasan hutang, dan dapat diterima
sebagai setoran dengan jumlah sebesar nilai nominalnya, juga simpanan bank atau
tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu. Kas sangat penting artinya
karena, menggambarkan daya beli dan dapat ditransfer segera dalam perekonomian
pasar kepada setiap individu dan organisasi dalam memperoleh barang dan jasa
yang diperlukan. Kas juga menjadi begitu penting karena, perorangan,
perusahaan, dan bahkan pemerintah harus mempertahankan posisi liquiqitas yang
memadai, yakni mereka harus memiliki sejumlah uang yang mencukupi untuk
membayar kewajiban pada saat jatuh tempo agar entitas bersangkutan dapat
beroperasi. Kas merupakan aktiva yang paling lancar dalam arti istilah kas
sehari-hari dapat disamakan dengan uang tunai yang dapat dijadikan sebagai alat
pembayaran yang syah. Persediaan kas yang cukup maka perusahaan akan beroperasi
dengan lancar terutama dalam kegiatan pengeluaran kas yang meliputi pembelian
barang dan jasa, memiliki harta, membayar hutang, membiayai operasi serta
kegiatan-kegiatan lainnya. Dalam aktiva perusahaan, kas mrupakan baik secara
langsung maupun tidak langsung serta merupakan dasar pengukuran dan pencatatan
semua data transaksi. Dalam penyajian neraca maka kas biasanya dicantumkan pada
urutan pertama dari perkiraan yang merupakan aktiva lancar karena kas dapat
digunakan tanpa memerlukan waktu lama. Kas dapat dikatakan merupakan
satu-satunya pos yang paling penting dalam neraca. Karena berlaku sebagai alat
tukar dalam perekonomian kita, kas terlihat secara langsung atau tidak langsung
dalam hampir semua transaksi usaha. Hal ini sesuai dengan sifat-sifat kas yaitu
: Kas terlalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan. Kas merupakan
harta yang siap dan muda untuk digunakan dalam transaksi serta ditukarkan
dengan harta lain, mudah dipindahkan dan beragam tanpa tanda pemilik. Jumlah
uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus di jaga sedemikian rupa sehingga
tidak terlalu banyak dan tidak kurang. Pengolahan kas dapat dikriteriakan
sebagai berikut : Diakui secara umum sebagai alat pembayaran yang sah Dapat
digunakan setiap saat bila dikehendaki Penggunaannya secara bebas Diterima
sesuai nilai nominalnya pada saat diuangkan tersebut. Kas terdiri dari saldo
kas yang ditangan perusahaan dan termasuk rekening giro. Setoran kas adalah
asset yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk
investasi dan dengan cepat dapat dijadikan menjadi kas. Arus kas adalah arus
masuk dan merupakan salah satu dari beberapa elemen laporan keuangan yang
dipublikasikan. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen
berikut ini. Neraca Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan Arus
Kas dan Catatan atas Laporan keuangan. Sebagai sebahagian dari laporan
keuangan, laporan arus kas merupakan alat komunikasi artinya bahwa laporan arus
kas itu adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan kas dari suatu
perusahaan tersebut. Dengan laporan arus kas para pemakai dapat mengevaluasi
perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan termasuk likuiditas
dan solvabilitas dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas
dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Likuiditas mengacu
kepada kedekatan pada kas dari aktiva dan kewajiban-kewajiban. Solvabilitas
mengacu kepada kemampuan perusahaan untuk melunasi utangnya pada saat jatuh
tempo. Dan felksibilitas keuangan mengacu kepada kemampuan perusahaan untuk
bereaksi dan beradaptasi terhadap memburuknya keuangan serta keutuhan dan
peluang yang tak terduga. Data tersebut akan lebih berarti bagi pihak yang
berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau
lebih dan dianalisa lebih lanjut. Idealnya laporan arus kas dapat menunjukkan
sampai seberapa jauh efisiensi pelaksanaan kegiatan serta perkembangan
perusahaan telah dicapai manajemen. Informasi tentang arus kas suatu perusahaan
berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai keutuhan
perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Jadi dari wacana diatas dapat
diambil suatu kesimpulan bahwa laporan arus kas hendaknya mampu memberikan atau
mempermudah analisis, agar penggunaannya dapat mengetahui : 1. Kemampuan
menghasilkan kas atau setara kas 2. Kemampuan menggunakan kas atau setara kas
Hubungan Neraca, Laba
Rugi, Arus Kas dan Perubahan Modal
Mengetahui hubungan angka-angka
dalam Neraca, Laba Rugi, Laporan Arus Kas dan Perubahan Modal dalam satu set
laporan keuangan adalah penting bagi siapa saja yang ingin memahami isi sebuah
Laporan Keuangan, dan Akuntansi secara umum. Gagal memahami hubungan ini, maka
sama seja dengan gagal memahami isi laporan keuangan, dan akuntansi secara
keseluruhan.
Satu set lengkap laporan keuangan
umumnya mencakup neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal (juga
disebut ‘ekuitas pemegang saham’), dan laporan arus kas. Laporan keuangan
secara keseluruhan menyajikan berbagai jenis informasi tentang kegiatan
perusahaan selama periode waktu tertentu dalam angka-angka. Masing-masing
laporan, meskipun banyak yang saling terkait, tetap memiliki peranan berbeda,
dengan sudut pandang dan fokus penyajian yang berbeda-beda pula. Dengan
demikian, maka satu macam laporan tidak bisa menggantikan laporan yang lain.
1. Neraca – Juga disebut laporan
posisi keuangan, bisa diibaratkan sebagai foto (baias disebut snapshot) dari
suatu perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Laporan keuangan yang satu
ini terdiri dari daftar sumber daya kuantitatif yang dipergunakan oleh
perusahaan untuk beroperasi. Di sisi lainnya, laporan ini juga mengandung
daftar klaim terhadap sumber daya tersebut yang diwakili oleh kreditur dan
pemilik. Dalam bentuk laporan pernyataan, sumber daya kuantitatif disebut aktiva
(asset), diikuti dengan klaim kreditur dan pemilik. Dalam bentuk rekening
pernyataan, aset biasanya disajikan di sebelah kiri dan yang mengklaim aset di
sisi kanan dari pernyataan itu. Satu hubungan penting dalam sebuah neraca
adalah bahwa klaim terhadap asset selalu sama (seimbangan) persis dengan jumlah
aset yang disajikan. Itulah sebabnya mengapa Neraca juga disebut dengan
‘Balance Sheet’.
2. Laporan Laba Rugi –
Melanjutkan analogi neraca sebagai foto statis dari suatu perusahaan pada titik
waktu tertentu, laporan laba rugi kemudian dapat digambarkan sebagai sebuah
film bergerak yang mengidentifikasi dimensi-dimensi tertentu dari perusahaan
selama periode waktu. Laporan laba rugi didasari oleh prinsip akuntansi yang
disebut ‘prinsip kecocokan (the matching principle)’. Pendapatan biasanya dapat
dengan mudah dikaitkan dengan aktivitas usaha secara spesifik yang berhubungan
dalam periode waktu tertentu. Setelah pendapatan untuk jangka waktu telah
diidentifikasi, akuntan kemudian mencoba untuk menelisik dan mengkaitkan
pendapatan dengan semua biaya yang berhubungan dengan (1) periode waktu yang
sama dan/atau (2) proses pembentukan pendapatan tertentu. Jumlah ini kemudian
“dicocokkan (matched),” maksudnya biaya dikurangkan dari pendapatan—untuk
menentukan hasil operasi untuk periode tersebut. Hasilnya disebut ‘laba bersih’
jika pendapatan melebihi biaya, dan disebut ‘rugi bersih’ jika biaya-biaya
melebihi pendapatan.
3. Pernyataan Perubahan Modal –
Juga disebut dengan pernyataan ‘Ekuitas Pemegang Saham’. Sebuah pengungkapan
yang diperlukan dalam satu set lengkap laporan keuangan korporasi adalah
identifikasi dari perubahan modal (ekuitas) dalam angka-angka dan jumlah saham.
Seperti laporan laba rugi, laporan perubahan modal (ekuitas pemegang saham)
mencakup periode waktu pada titik waktu tertentu. Di kolom utama dari ekuitas
pemegang saham ‘ terdiri dari: kontribusi ekuitas saham pilihan, saham biasa,
dan tambahan modal disetor dan laba ditahan. Pernyataan ini dimulai dengan
saldo pada akhir periode sebelumnya. Baris dalam pernyataan menunjukkan
kegiatan yang mengakibatkan perubahan dalam kategori utama dari ekuitas
pemegang saham dari saham biasa, laba bersih, dan dividen. Laba bersih dan
dividen hanya mempengaruhi laba ditahan. Laba bersih meningkatkan saldo laba
ditahan, dan dividen mengurangi keseimbangan itu.
4. Laporan Arus Kas – Laporan
arus kas menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran dalam bentuk
kas selama periode waktu tertentu sama dengan konsep waktu pada Laporan Laba
Rugi. Dalam bentuk yang paling sederhana, laporan arus kas hanya menunjukkan
sumber kas utama perusahaan dan cara perusahaan menggunakan uang tunai itu.
Perubahan-perubahan ini disajikan dengan cara merekonsiliasi perubahan kas dari
awal sampai akhir periode akuntansi. Laporan Arus Kas disajikan dalam tiga
kategori: (1) arus kas dari aktivitas operasi; (2) arus kas dari aktivitas
investasi; dan (3) arus kas dari aktivitas pendanaan. Di ujung bawah laporan,
perubahan bersih kas disajikan dalam angka rekonsiliasi untuk menunjukan saldo
kas bersih antara saldo awal dengan akhir—baik
itu dalam keadaan meningkat maupun menurun. Empat laporan keuangan ini
berasal dari transaksi dasar yang sama dan pengukuran keuangan yang sama.
Keempatnya diperlukan oleh pembaca laporan keuangan untuk mendapatkan pemahaman
lengkap, sebisa mungkin melalui media laporan keuangan.
Mencoba untuk menunjukkan
hubungan dari empat laporan keuangan ini, dalam ilustrasi tunggal adalah
pekerjaan yang mustahil. Tetapi untuk referensi ringkas, saya mencoba manyajikannya
dalam grafik tunggal (mudah-mudahan bermanfaat) khusus beberapa hubungan
penting yang mendasari empat laporan keuangan: neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan modal (ekuitas pemegang saham), dan pernyataan arus kas:
Kedelapan hubungan diidentifikasi
oleh nomor dalam tanda kurung:
(1) Pendapatan dan biaya, yang
disajikan dalam laporan laba rugi, mengakibatkan perubahan dalam aktiva dan
kewajiban dalam neraca.
(2) Laba bersih mengalir ke dalam
laporan perubahan modal (ekuitas pemegang saham) dan merupakan determinan
penting dari saldo akhir periode laba ditahan.
(3) Saldo akhir akun modal
(ekuitas) memberikan kontribusi dalam laporan ekuitas sesuai dengan jumlah yang
sama di pemegang saham bagian ekuitas pada neraca.
(4) Saldo akhir dari laba ditahan
dalam laporan ekuitas sesuai dengan saldo laba ditahan pada pemegang saham
‘bagian ekuitas pada neraca.
(5) Saldo akhir kas dalam laporan
arus kas sesuai dengan jumlah uang tunai disajikan di neraca.
(6) Arus kas dari aktivitas
operasi dalam laporan arus kas mencerminkan efek kas dari transaksi-transaksi
termasuk dalam penentuan laba bersih. Rekonsiliasi laba bersih dan arus kas
bersih dari aktivitas operasi disajikan sebagai bagian dari laporan arus kas.
(7) Aktivitas investasi dalam
laporan arus kas mencerminkan arus kas positif dan negatif dari perubahan dalam
aset yang berakhir saldo termasuk dalam neraca.
(8) Pembiayaan kegiatan dalam
laporan arus kas mencerminkan arus kas positif dan negatif dari hutang dan
ekuitas transaksi pembiayaan. Akhir-dari periode saldo utang dan ekuitas
disajikan dalam neraca.
Pengertian dan Fungsi Dana Kas
Kecil (Petty Cash Fund)
Posted on 14 Mei 2009 by Hadi
Muttaqin Hasyim
Pengeluaran kas didalam
prakteknya, tidak semua dapat dilakukan dengan menggunakan cek, karena untuk
pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil, sangat tidak efektif bila dilakukan
dengan menggunakan cek. Untuk itu perusahaan biasanya membentuk suatu dana
khusus yang disebut dengan dana kas kecil ( Petty Cash Fund ).
Soemarso ( 2004 ) mendefinisikan
dana kas kecil sebagai berikut :
”sejumlah uang tunai tertentu
yang disisihkan dalam perusahaan dan digunakan untuk melayani
pengeluaran-pengeluaran tertentu. Biasanya pengeluaran-pengeluran yang
dilakukan melalui dana kas kecil adalah pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya
tidak besar, pengeluaran-pengeluaran lain dilakukan dengan bank ( dengan cek
)”.
Dari kutipan di atas jelas bahwa
dana ini hanya diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif
kecil yang tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan cek. Oleh sebab itu
perusahan perlu menetapkan mata anggaran apa saja yang bisa dibayarkan dengan
menggunakan kas kecil, dan mata anggaran apa saja yang tidak bisa dilakukan
dengan menggunakan dana tersebut, karena tidak semua pengeluaran yang jumlahnya
kecil layak dibayarkan dengan menggunakan dana kas kecil. Tetapi ada
perkiraan-perkiraan karena alasan tertentu tidak dibayarkan dengan kas kecil,
walaupun jumlahnya relatif kecil.
Dalam sebuah perusahaan yang
sudah besar, fungsi dana kas kecil sangatlah penting untuk menunjang kelancaran
aktivitas dari perusahaan, karena setiap pengeluaran yang relatif kecil tidak
efektif jika dilakukan dengan menggunakan cek disebabkan penarikan cek
memebutuhkan waktu yang lama. Akan tetapi dengan adanya dana kas kecil semua
pengeluaran tersebut dapat dilakukan dengan segera. Biasanya pengeluaran yang
termasuk dalam dana kas kecil itu sifatnya pengeluaran rutin. Adapun
pengeluaran yang dilakukan dengan dana kas kecil adalah biaya-biaya:
- Biaya makan minum
- Biaya perlengkapan
- Biaya keperluan kantor
- Serta biaya-biaya lainnya.
Karena fungsinya yang demikian
penting, maka pada perusahaan yang berukuran menengah besar, dana kas kecil ini
sudah merupakan kebutuhan yang mutlak harus ada. Dapat dibayarkan betapa tidak
efesiennya apabila dana kas kecil ini tidak disediakan anggarannya oleh
perusahan tersebut, karena pada saat akan melakukan pengeluaran uang harus
menunggu pencairan cek terlebih dahulu. Tapi kalau perusahaan tersebut
menyediakan anggaran bagi dana kas kecil, maka setiap melakukan pengeluaran
yang kecil-kecil tidak harus menunggu pencairan cek terlebih dahulu tetapi bisa
langsung pembayarannya mengunakan dana kas kecil tadi.
Jumlah dana kas kecil yang
tersedia ditangan juga tidak boleh terlalu besar jumlahnya, karena akan
menyebabkan sejumlah dana yang menganggur dan juga dapat menimbulkan resiko
kehilangan. Dengan adanya dana kas kecil yang jumlahnya sesuai kebutuhan, tentu
aktivitas perusahaan dapat berjalan lancar.
Dalam mengelola dana kas kecil
ada dua metode yang bisa digunakan yaitu Imprest Fund Method dan Fluctuation
Method.
a. Imprest Fund Method
Pada sistem Imprest Fund,
Baridwan ( 1992 ) mendefinisikan : ”Didalam sistem ini jumlah dana dalam
rekening kas kecil selalu tetap, yaitu sebesar cek yang diserahkan kepada kasir
kas kecil untuk untuk membentuk dana kas kecil ”
Berdasarkan penjelasan di atas
maka dapat diperjelas bahwa pada sistem Imprest Fund jumlah dana kas kecil
selalu konstan dan tidak berubah-ubah. Biasanya kas kecil ini diisi dengan sejumlash
uang yang telah ditetapkan untuk keperluan pembayarn-pembayaran selama jangka
waktu tertentu, misalnya satu minggu, dua minggu, ataupun sebulan. Bilamana
jangka waktunya telah habis dan jumlah uang dalam kas kecil pun telah menipis,
maka kas kecil diisi kembali dengan menarik dana dari kas besar sampai dengan
jumlah dana yang telah ditetapkan besarnya. Untuk setiap pengisian kembali dana
kas kecil, pemegagang kas kecil selalu melampirkan kas kecil serta bukti-bukti
pendukungnya.
Walaupun secara teoritis ada dua
sistem penggelolaan deana kas kecil, tetapi dalam kenyataanya hampir semua
perusahaan yang telah membentuk dana kas, mengelolanya dengan sistem imprest
dengan alasan untuk mempermudah pengawasan.
Dari penjelasan tersebut maka
jelaslah bahwa dana kas kecil yang dikelola dengan sistem Imprest Fund
menghasilkan beberapa keuntungan bagi pihak perusahaan yaitu untuk mempermudah
pengawasan, perhitungan dan pertaggung jawaban (Accountabilities).
b. Fluctuation Method
Menurut Baridwan ( 1992 )
Fluctuation Method dikatakan ” Dalam sistem fluktuasi saldo rekening kas kecil
tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengisisan kembali dan
pengeluran- pengeluaran dari kas kecil ”.
Dari definisi diatas maka dapat
kita ambil kesimpulan bahwa Fluctuation Method merupakan suatu sistem
penggeloalaan dana kas kecil yang saldo rekeningnya tidak tetap dan tergantung
pada besar kecilnya pengeluaran yang terjadi untuk periode tertentu, misalnya
dalam waktu dua minggu, sebulan dan sebagainya.
Pada sistem ini rekening kas
kecil yang diselenggarakan harus menunjukkan saldo pada setiap saat sebesar
jumlah dana kas kecil yang ada ditangan pemegang dana kas kecil.
Ada beberapa prosedur yang perlu
dilakukan untuk melaksanakan dana kas kecil
a. Prosedur Pembentukan Dana Kas
Kecil
Tahap pertama dalam menetapkan
dana kas kecil adalah mentaksir jumlah dana yang diperlukan untuk kas kecil
tersebut. Setelah jumlah ini ditentukan kita misalkan sejumlah Rp. 150.000,-,
maka akan ditarik selembar cek untuk sejumlah dana tersebut dan dibuat
pencacatan untuk dana kas kecil. Ayat jurnal yang harus dibuat adalah sebagai
berikut:
Kas kecil Rp. 150.000,-
Kas/Bank Rp. 150.000,-
Pencacatan yang dilakukan pada
sistem Imprest Fund dan pada sistem fluctuation adalah sama yaitu dengan
mendebet kas kecil dan mengkredit perkiraan kas atau bank ( yang dimaksud kas
di sini adalah kas besar ).
b. Prosedur Pengeluaran Dana Kas
Kecil
Untuk pengeluaran-pengeluaran
yang dilakukan dengan dana kas kecil perlu dibuat bukti pengeluaran kas kecil (
petty cash record ). Tabel 1-1 memperlihatkan contoh bukti pengeluaran kas
kecil (petty cash voucher ). Tabel 1-2 memperlihatkan contoh kas kecil (petty
cash record)