Senin, 02 April 2012

prinsip belajar dan pembelajaran


PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN IMPLIKASINYA
A.      Prinsip-prinsip belajar
Peristiwa belajar terjadi karena usaha dan aktivitas  individu sehingga pada diri individu itu terjadi perubahan yaitu didapatkannya kemampuan baru sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Belajar dipengaruhi oleh factor pembelajar  (factor intern), factor lingkungan (factor ekstern) dan factor instrumental.
Prinsip belajar yang baik, efektif dan efisien adalah sbb:
1.       Prinsip Sadar Tujuan
Makin tinggi kesadaran dan kejelasan tentang tujuan belajar, akan makin tinggi pula tingkat efektifitas dan efisiensi proses dan hasil belajar.
2.       Prinsip perhatian , minat, dan motivasi
Perhatian, minat, dan motivasi saling berkaitan erat. Dari perhatian dapat menimbulkan minat, dan sebaliknya. Minat dan perhatian dapat menjadi sumber motivasi dan sebaliknya, motivasi dapat menimbulkan minat dan perhatian.
a.       Perhatian merupakan condition sine quanon (syarat mutlak) bagi keberhasilan belajar. Makin tinggi kualitas perhatiannya, akan makin tinggi pula proses dan hasil belajarnya. Herbart  menempatkan prinsip menarik perhatian sebagai  prinsip proses belajar mengajar yang sangat penting.
b.      Minat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Kalo seseorang tidak berminat  mempelajari sesuatu, kecil kemingkinan untuk dapat berhasil mempelajari hal tersebut, sebaliknya seseorang mempelajari sesuatu dengan penuh minat maka besar kemungkinan hasilnya akan lebih baik. Ovide Declory menganjurkan pengajaran didasarkan pada centres di’entertet (pusat-pusat minat) agar pebelajar mudah mempelajarinya. Menurut Declory ada empat pusat minat yaitu: makanan, pakaian, pertahanan diri, dan permainan atau pekerjaan. Apabila seseorang kurang berminat terhadap sesuatu yang harus dipelajari, usahakan mengkaitkan yang dipelajari dengan salah satu pusat minat yang sudah ada.
c.       Motivasi belajar, adalah kondisi [psikolaogi yang mendorong seseorang untuk belajar. Hasil belajar akan meningkat apabila motivasi pelajar bertambah. Motivasi belajar akan berkembang terkait dengan usah a untuk memenuhi kebutuhan-kebuituhan kognitif, efektif, dan psikomotoriknya.
3.       Prinsip kesiap siagaan
Thaorndike  menyebut sebagai hokum kesiap siagaan. Belajar akan lebih berhasil apabila pebelajar memang dalam keadaan siap untuk belajar. Kesiap siagaan ini mencakup kesiapan mental, kesiapan fisik, kesiapan bahan , kesiapan pengetahuan terkait dan kesiapan instrument yang dibutuhkan untuk belajar
4.       Prinsip latihan
Thorndike menyebutnya sebagai hokum latihan, prinsip ini juga disebut prinsip ulangan. Latihan tentunya perlu diulang-ulang, makin banyak latihan akan makin baik hasil belajarnya. Prinsip ini juga dapat dikatakan sebagai prinsip digunakan dan tidaknya hasil belajar.
5.       Prinsip aktivitas
Belajar merupakan aktivitas pebelajar, baik aktivitas mental maupun aktivitas fisik. Belajar yang baik tentunya dituntut adanya aktivitas pebelajar dengan penuh kesungguhan, baik aktivitas mental maupun fisik.
6.       Prinsip keterlibatan langsung
Burton mengemukakan kalsifikasi pengalaman menjadi pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman tak langsung dibedakan menjadi:
1.       Pengalaman berdasarkan pengamatan langsung
2.       Pengalaman berdasar gambar
3.       Pengalaman berdasar lukisan
4.       Pengalaman berdasar bahasa
5.       Pengalaman berdasar lambang
Beberapa ahli yang memandang penting prinsip belajar melalui keterlibatan langsung, misalnya:
1.       Aristoteles: proses belajar yang baik didasarkan pada pengamatan langsung dan penggunaan alat peraga.
2.    Thomas Aquinas: tak akan ada sesuatu di dalam intelek tanpa pengalaman alat indera.
3.    Louis Vives: pengalaman/pengamatan langsung adalah dasar pembelajaran.
                3. Prinsip perhatian
Dalam proses pembelajaran, perhatian merupakan faktor yang besar pengaruhya. Kalau peserta didik mempunyai perhatian yang besar mengenai apa yang disajikan dan dipelajari, peserta didik dapat menerima dan memilih stimuli yang relevan untuk proses yang lebih lanjut diantara sekian banyak stimuli yang datang dari luar. Perhatian dapat membuat peserta didik untuk: mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan; melihat masalah-masalah yang akan diberikan; memilih dan memberikan fokus pada masalah yang harus diselesaikan; dan mengabaikan hal-hal lain yang tidak relevan.
4. Prinsip persepsi
Persepsi adalah suatu proses yang bersifat kompleks yang menyebabkan orang dapat menerima atau meringkas informasi yang diperoleh dari lingkungannya. Semua proses belajar selalu dimulai dengan persepsi, yaitu setelah peserta didik menerima stimulus atau suatu pola stimuli dari lingkungan. Persepsi dianggap sebagai kegiatan awal struktur kognitif seseorang. Persepsi bersifat relatif, seleksi,dan teratur. Karena itu, sejak dini kepada peserta didik perlu ditanamkan rasa memiliki persepsi yang baik dan akurat mengenai apa yang dipelajari.
5. Prinsip retensi
Retensi adalah apa yang tertinggal dan dapat diingat kembali setelah seseorang mempelajari sesuatau. Dengan retensi membuat apa yang dipelajari dapat bertahan atau tertinggal lebih lama dalam struktur kognitif dan dapat diingat kembali jika diperlukan.
6. Prinsip transfer
Transfer merupakan suatu proses dimana sesuatu yang dipelajari dapat mempengaruhi prosses dalam mempelajari sesuatu yang baru. Dengan demikian, transfer berarti pengaitan pengetahuan yang sudah dipelajari dengan pengetahuan yang akan dipelajari. Pengetahuan atau keterampilan yang diajarkan di sekolah selalu diasumsikan atau diharapkan dapat dipakai untuk memecahkan masalah yang dialami dalam kehidupan yang akan dihadapi kelak. Transfer belajar atau latihan berarti aplikasi atau pemindahan pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, sikap, atau respon-respon lain dari suatu situasi ke dalam situasi yang lain.1